Nganjuk, KabarNganjuk.com- Terkait adanya dugaan pengambilan lapisan tanah ( top soil) secara liar dilahan milik PT Javfa Compeed yang berada di Desa Begendeng Kecamatan Jatikalen, pelaksana proyek menegaskan bahwa tanah lapisan atas atau top soil dari kegiatan proyek yang dijalankannya tidak diperjualbelikan atau dikomersialkan dalam bentuk apa pun ( 30/10/2025).
Menurut pelaksana proyek, Mutrikan, seluruh top soil tersebut justru dibagikan secara gratis kepada warga sekitar yang membutuhkan. Ia menjelaskan, warga sendiri yang datang meminta tanah tersebut, dan pihaknya bersedia membantu hingga proses pemerataan menggunakan alat berat, tanpa dipungut biaya sedikit pun.
“Kita tidak ada yang namanya mengomersialkan top soil. Semua kita kasihkan ke warga yang butuh. Bahkan kita bantu dengan alat untuk pemerataan, dan semua biayanya dari kita. Warga sama sekali tidak membayar, tidak ada transaksi sepeser pun,” ujar Mutrikan.
“Kita ikhlas memberikan karena warga sekitar memang sangat membutuhkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mutrikan juga menjelaskan bahwa armada yang digunakan dalam proyek merupakan milik pribadi perusahaan. Armada tersebut disediakan melalui kerja sama dengan PT Mitrako, yang memiliki relasi kerja dengannya. Seluruh biaya operasional armada, kata Mutrikan, ditanggung sepenuhnya oleh pihak PT Mitrako.
Terkait penggunaan bahan bakar, Mutrikan memastikan pihaknya menggunakan BBM non-subsidi secara resmi, disertai faktur dan dokumen PPB sebagai bukti administrasi yang sah.
Menanggapi isu adanya pihak tertentu yang disebut membekingi proyek tersebut, Mutrikan membantah tegas.
“Kita sama sekali tidak ada bekingan, apalagi dari preman. Semua kegiatan kita lakukan secara terbuka dan resmi,” tegasnya.
Mutrikan juga menyampaikan bahwa sebelum kegiatan proyek dimulai, pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan warga dan pemangku wilayah di tiga desa, yakni Desa Dawuhan, Begendeng, dan Lumpang Kuwik.
“Kita sudah sosialisasi dengan warga dan pihak desa di tiga wilayah itu, supaya kegiatan bisa berjalan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya.
Dengan penjelasan tersebut, Mutrikan berharap masyarakat dapat memahami bahwa kegiatan proyek yang dilaksanakan dilakukan secara transparan, tanpa unsur komersial atau penyalahgunaan.
Apa yang disampaikan pelaksana proyek, dibenarkan warga yang mengaku tak hanya diberi tanah urug secara gratis, bahkan ia mengaku untuk pemerataan tanah tersebut, ia juga di bantu alat berat, ” ya kami sangat senang sudah diberi tanah gratis, apalagi untuk pemerataan tanah kami, kami juga dibantu alat berat secara gratis, tidak dipungut biaya se persenpun. Mungkin tak hanya saya, saya yakin semua warga juga senang ” ujar Supriyanto.
Pardi, salah satu sopir armada juga menyampaikan hal yang sama, bahwa tidak ada jual beli tanah, semua diberikan secara gratis, ” semua gratis, saya tinggal mengantar ke warga yang pesan, setelah saya kirim ya saya langsung balik lagi, karena saya sudah dapat bayaran dari pihak perusahan ” jelasnya.
( gik)
 
 
 
											
 

 
 
 
