Nganjuk, KabarNganjuk.Com – Ekskavasi gajah purba jenis Stegodon yang diperkirakan berusia sekitar 800 ribu tahun di kawasan Hutan Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengalami kendala akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada hari kedelapan kegiatan. Cuaca ekstrem membuat proses penggalian harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari kerusakan pada fosil.
Hujan yang mengguyur kawasan ekskavasi menyebabkan tanah menjadi becek dan licin, sehingga memperlambat kinerja para tim ahli. Material fosil yang sudah terekspos dikhawatirkan rusak apabila terkena air, sehingga tim ekskavator mengambil langkah cepat dengan membungkus bagian fosil menggunakan plastik pelindung.
Selain dibungkus plastik, bagian fosil juga dijauhkan dari genangan air untuk mencegah pelapukan. Sebagian hasil ekskavasi yang sudah berhasil diangkat telah dievakuasi ke Museum Anjuk Ladang Nganjuk guna mengamankan temuan bersejarah tersebut dari kemungkinan kerusakan akibat kondisi cuaca.
Ketua Tim Ekskavasi, Unggul Prasetyo Wibowo, menjelaskan bahwa tantangan utama dalam proses ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Ia menegaskan bahwa setiap kali hujan turun, tim harus segera mengamankan hasil ekskavasi agar tidak rusak. Meskipun begitu, proses penggalian tetap berjalan dengan penuh kehati-hatian hingga sebagian besar bagian tubuh Stegodon berhasil diekskavasi.
“Cuaca menjadi kendala utama. Saat hujan, kami harus menghentikan pekerjaan sejenak dan mengamankan temuan agar tidak rusak,” ujar Unggul Prasetyo Wibowo. Ia menambahkan bahwa tulang belakang dan beberapa bagian tubuh Stegodon kini telah berhasil diangkat dan akan segera diamankan di museum.
Sementara itu, Wakil Bupati Nganjuk, Tri Handy Cahyo Saputro, menyampaikan bahwa temuan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Nganjuk. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjaga dan memamerkan hasil ekskavasi ini sebagai bukti kekayaan sejarah alam di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa museum daerah telah disiapkan sebagai tempat penyimpanan fosil purba tersebut.
“Pemerintah Kabupaten Nganjuk akan menempatkan hasil ekskavasi ini di museum agar masyarakat dapat mengenal warisan sejarah di daerahnya. Nantinya juga akan dibuatkan replika Stegodon agar masyarakat bisa mengetahui bentuk aslinya,” ungkap Tri Handy Cahyo Saputro.