Nganjuk, KabarNganjuk.com – Petani bawang merah di Kabupaten Nganjuk memilih untuk melakukan panen lebih awal. Langkah ini dilakukan karena mereka khawatir curah hujan tinggi akan menyebabkan banjir yang dapat membuat daun bawang membusuk dan menurunkan kualitas hasil panen.
Di wilayah Kecamatan Rejoso, sebagian besar petani memutuskan untuk tidak menunggu masa panen ideal. Biasanya, panen dilakukan pada usia tanaman sekitar 50 hari. Namun, tahun ini banyak petani yang memanen pada usia 40 hari untuk menghindari potensi kerugian akibat kondisi cuaca ekstrem.
Panen yang dilakukan lebih cepat berdampak pada ukuran umbi bawang yang lebih kecil. Selain itu, kualitas hasil panen juga menurun karena tanaman belum mencapai masa pertumbuhan optimal. Meski demikian, langkah ini dianggap sebagai keputusan paling aman di tengah ketidakpastian cuaca.
Cuaca yang tidak menentu dalam beberapa minggu terakhir membuat petani sulit memprediksi waktu yang tepat untuk panen. Hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba dikhawatirkan akan merendam lahan bawang merah dan menyebabkan kerusakan pada tanaman yang sudah hampir siap panen.
Salah satu petani bawang merah, Akmal, warga Desa Sidokare, Kecamatan Rejoso, mengatakan bahwa dirinya terpaksa memanen lebih awal karena khawatir lahannya tergenang air. Menurutnya, musim kali ini sulit diprediksi, sehingga risiko gagal panen lebih besar jika menunggu waktu panen normal.
“Kalau tidak segera dipanen, bisa-bisa bawangnya busuk terkena air. Jadinya ya kami panen lebih awal meskipun hasilnya kurang bagus,” ujar Akmal saat ditemui di lahan pertaniannya, Kamis (13/11/2025).
Para petani berharap, pemerintah daerah dapat memberikan dukungan, terutama dalam peningkatan sistem drainase dan irigasi di wilayah pertanian. Dengan adanya infrastruktur yang lebih baik, risiko kerusakan tanaman akibat banjir dapat diminimalkan dan produktivitas petani bisa tetap terjaga di musim tanam berikutnya. (red)


