KabarNganjuk.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nganjuk menggelar Sosialisasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2024 di ruang rapat Hotel Front One, dengan peserta pemilih perempuan, pada Sabtu (12/10/24).
Turut hadir pada kesempatan itu Ibu-ibu Bhayangkari, Ibu-ibu Persit, Dharma Wanita, Ibu-ibu PKK, GMNI Perempuan (Syarinah), PC Muslimat NU, HMI, PD Aisyiyah Nganjuk, Kopri (PMII Putri), Kohati (HMI Putri), serta jurnalis perempuan.
Pada kesempatan tersebut, Arfhi Mustofa, Ketua KPU Kabupaten Nganjuk, menyampaikan bahwa tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah agar partisipasi pemilih perempuan pada Pemilu Serentak 2024 dapat meningkat. Oleh karena itu, setelah kegiatan sosialisasi ini, Arfhi menekankan agar organisasi perempuan yang diundang mampu mensosialisasikan apa yang didapat kepada masyarakat umum, khususnya kepada komunitas masing-masing.
Yusuf, salah satu komisioner KPU Kabupaten Nganjuk, menambahkan, “Perempuan itu hebat. Sampai ada Kartini yang memotivasi kaum perempuan dalam peranannya di kehidupan sehari-hari, dengan harapan perempuan menjadi salah satu pemeran penting dalam Pemilu Serentak 2024. Pertama, sebagai pemilih aktif dan berkontribusi dalam pemilihan. Kedua, perempuan diharapkan dapat mengajak keluarga, teman, saudara, atau tetangga untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu. Ketiga, perempuan diharapkan mampu mengenali dan memahami nama-nama calon Gubernur – calon Wakil Gubernur serta calon Bupati – calon Wakil Bupati pada Pemilu Serentak 2024.”
Memasuki acara inti, Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM, Romza, memaparkan terkait stigma perempuan dan pemilu. Dalam penjelasannya, perempuan sering dianggap sebagai warga kelas dua dan minoritas dalam ruang politik. Hal ini menjadi salah satu penyebab posisi perempuan semakin kecil. Masyarakat juga masih menganggap tabu terhadap pemimpin perempuan, yang sering hanya dijadikan alat eksploitasi. Bahkan, suara perempuan di parlemen dinilai masih kurang efektif, ditambah lemahnya solidaritas gender, melengkapi pandangan sebelah mata terhadap perempuan terkait dengan dunia politik.