NGANJUK, KabarNganjuk.com – Hari Braille Sedunia diperingati pada tanggal 4 Januari setiap tahunnya. Peringatan tersebut bertujuan untuk menghormati warisan dan kontribusi penemunya, Louis Braille. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya braille sebagai sistem baca tulis sebagai individu tunanetra, baik total maupun low vision.
Dikatakan Samsul Hidayah, salah satu guru di SLB Shanti Kosala Mas Trip Begadung, bahwa peringatan hari braille sedunia ini bisa digunakan untuk meningkatkan hak penyandang disabilitas penglihatan dalam meraih akses informasi, pendidikan dan budaya yang setara dengan oerang lain.
“Fungsinya adalah sebagai penginat akan pentingnya aksebilitas dan inklusi dalam pendidikan dan penyebaran informasi bagi m,ereka yang tidak bisa melihat,” Tutur Samsul.
Untuk diektahui, dalam huruf braille terdapat sejumlah sel yang mempunyai 6 titik timbul yang dapat dikombinasikan melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika dan lain-lain.
Samsul Hidayah menyebutkan, saat ini ada sejumlah 3 Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) Tunanetra di SDLB Shanti Kosala Mas Trip Begadung. Pihaknya selalu memotivasi dan mengedukasi peserta didik agar mereka selalu bersemangat belajar.
“Semuanya saat ini duduk di kelas 2, setiap hari kami berikan motivasi agar mereka semangat belajar disisni hingga nanti mereka siap hidup bermasyarakat seperti orang-orang lainnya,” ujarnya.
“Disini mereka diajari pelajaran seperti di sekolah-sekolah lainnya, namun dalam literasi dan bahan ajarnya berbeda yakni menggunakan media huruf braille,” tambahnya.
“Jadi peserta didik berkebutuhan khusus tunanetra ini, mereka menggunakan jari-jari mereka untuk membaca buku, majalah, surat kabar abahkan Al-Quran,” imbunya.
Sebagai informasi, peringatan Hari Braille Sedunia juga bertepatan dengan hari ulang tahun Louis braille yang lahir pada 4 Januari 1809. Sayangnya, Braille tidak mampu menyaksikan kegunaan ciptaannya. Dua tahun sebelum Royal Institute mulai mengajarkan Braille, tepatnya pada 1852, dia meninggal dunia.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Braille sebagai alat luar biasa yang memberikan akses yang luas bagi penyandang tunanetra dan penyandang disabilitas penglihatan (UNGA). Hingga pada November 2018, mereka menetapkan 4 Januari sebagai Hari Braille Sedunia.