GRIB Jaya Nganjuk Tuntut Pelibatan Warga Lokal dalam Proyek PT SAI

Screenshot

KabarNganjuk.com – Organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Nganjuk, yang diketuai oleh Harjito atau yang akrab disapa Mente, bersama puluhan anggotanya mendatangi proyek pembangunan PT Sukses Abadi Indonesia (PT SAI) pada Senin (09/12/2024). Mereka meminta agar masyarakat lokal, khususnya warga Nganjuk, diberi kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam pengerjaan proyek tersebut.

Kunjungan Ormas GRIB Jaya di Lokasi Proyek PT SAI

Kunjungan mereka dilakukan di lokasi proyek yang terletak di bagian belakang pabrik, Kecamatan Gondang, dengan tujuan klarifikasi terkait pelaksanaan proyek pembangunan. Harjito melalui penasihat GRIB Jaya Nganjuk, Anwar Dimyati, menyampaikan aspirasi agar warga lokal dilibatkan baik sebagai tenaga kerja maupun penyedia material.

Bacaan Lainnya

“Kami berharap agar masyarakat Nganjuk dapat diberdayakan sesuai kemampuan dan keahliannya untuk berkontribusi dalam pembangunan ini,” jelas Anwar.

Ia menyoroti bahwa sebagian besar alat berat, tenaga kerja, dan pemasok material yang digunakan berasal dari luar daerah, seperti Pare, Kediri, dan beberapa wilayah lainnya, sementara potensi lokal di Nganjuk banyak yang tidak termanfaatkan.

“Banyak armada truk dan tenaga kerja di Nganjuk yang menganggur. Jika mereka dilibatkan, tentu ini bisa mendukung pengembangan ekonomi masyarakat lokal,” tambahnya.

Lebih lanjut, Anwar mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya peran warga Nganjuk dalam proyek ini. “Nganjuk seolah hanya menjadi penonton, padahal daerah ini memiliki banyak tenaga ahli dan potensi besar yang layak dimanfaatkan.”

Meski demikian, GRIB Jaya Nganjuk tetap mendukung kehadiran investor di wilayah Nganjuk. Namun, mereka berharap para investor dapat bekerja sama dengan masyarakat setempat agar manfaat dari investasi tersebut dapat dirasakan secara langsung.

“Kami akan berkirim surat kepada pihak pelaksana proyek untuk menyampaikan tuntutan ini. Jika tidak ada tanggapan, kami akan mengadu kepada pemerintah desa setempat dan mempertimbangkan aksi lanjutan dengan melibatkan anggota kami,” tegas Anwar.

Saat berita ini ditulis, pihak manajemen proyek, termasuk mandor atau penanggung jawab, belum bisa ditemui di lokasi. Pekerja yang berada di lokasi pun sebagian besar berasal dari luar Nganjuk, bahkan ada yang dari Jawa Tengah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *