KabarNganjuk.com-Gondo Hariono anggota DPRD Kabupaten Nganjuk , Komisi IV dari Fraksi PDI Perjuangan, sebelum terpilih menjadi Anggota DPRD, Gondo Hariono adalah seorang birokrat. Meskipun Gondo lahir di Jombang, namun sejak 1980 dia telah mengabdikan diri di Kabupaten Nganjuk, tepatnya pada tahun 1980 dia mulai berkarir sebagai pendidik di SMP Negeri Pace selama 20 tahun.
Karena dedikasi yang tinggi maka dia memperoleh promosi untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Sekolah di Kabupaten Kediri selama 3 periode atau 12 tahun. Kemudian dia kembali ke Nganjuk untuk menjadi guru di SMP Negeri 1 Nganjuk , di SMP ini dia hanya mengajar selama 8 bulan.
Rupanya kepiawaian dalam mendidik dan wibawa yang terpancar dari dirinya serta pengabdian yang lama di bidang pendidikan, dia kemudian diangkat menjadi seorang pengawas SMA, itupun hanya sebentar dijabatnya yaitu sekitar 8 bulan, sudah mendapat promosi untuk menjabat sebagai sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Tiga bulan kemudian ditugaskan untuk menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kominfo sekaligus merangkap sebagai plt Kepala Dinas Kominfo. 6 bulan kemudian dia kembali mendapat amanah untuk menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selama 2 tahun.
Namun tak bisa dipungkiri darah PDI Perjuangan yang mengalir dari kakeknya yang bernama Nitiharjo kelahiran Jombang, yang merupakan kader PNI membuat ia rela melepas jabatannya dengan pensiun dini, kemudian bergabung sebagai kader PDI Perjuangan.
Yang melatar belakangi seorang Gondo untuk berjuang mengabdi kepada masyarakat melalui PDI Perjuangan, yang pertama PDI Perjuangan adalah partai untuk rakyat ; yang ke-2 dia ingin mewarnai PDI Perjuangan dengan gagasan-gagasannya.
Dia akan all out untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya di Dapil IV sehingga cita-citanya untuk menyambung aspirasi masyarakat dan menyumbang suara ke partainya tercapai.
Meskipun sudah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Nganjuk, Gondo sampai sekarang masih menjabat sebagai Ketua Cabang PSHT Kabupaten Nganjuk. Jabatan yang disandangnya tentu tidak begitu saja diraihnya. Dia mulai menjadi siswa PSHT pada tahun 1985, tahun 1996 mulai menjadi Ketua Ranting di Pace, setelah 1 tahun ditarik H Harsono untuk membantu di cabang. Setelah ada parapatan cabang baru dia resmi sebagai Bendahara PSHT.
Akhirnya tahun 2015 dia ditunjuk sebagai Ketua PSHT menggantikan H.Harsono. Perlu diketahui PSHT mempunyai anggota sebanyak 71.200 orang. Bagi dia PSHT adalah wujud nyata pengabdian ke masyarakat, karena PSHT adalah organisasi sosial yang membina manusia agar berbudi luhur. Kalau ada yang nakal tidak ada 1% dari anggota dan itu harus kita bina.
“Himbauan saya untuk masalah ekonomi di Dapil IV yaitu mengangkat masalah ekonomi kerakyatan;
pengembangan pertanian hendaknya menjadi perhatian pemerintah daerah , seperti biasa terjadi kelangkaan pupuk saat petani membutuhkan, waktu panen harga jual murah. Untuk menyikapi hal itu maka perlu sinergitas pemerintah dan petani. Selain itu kita akan membuat program membasmi tikus, agar tidak mengurangi hasil pertanian , tikus akan dibasmi oleh pemerintah, masyarakat dan petani.
Selanjutnya untuk bidang pendidikan, kita akan berjuang, bukan berarti agar biaya gratis, hal itu tidak mungkin kecuali kalau daerah turun tentu akan sangat membantu. Selama ini dana APBD hanya membantu siswa yang kurang mampu. Sehingga terkadang ada biaya sukarela karena ada kebutuhan sekolah yang tidak tercukupi dari dana Bos. Namun diharapkan biaya sukarela harus benar-benar atas dasar kerelaan orang tua wali murid jangan dikondisikan berapa kali bayar, sehingga terkesan pungli dan bisa masuk ke ranah hukum.
Untuk masalah Pendidikan, kita menyoroti masalah kebijakan PPDB, harus ada kebijakan khusus terkait zonasi, sehingga jangan sampai anak sumber muneng Pace tidak bisa sekolah di SMP Negeri 1 Pace dan harus sekolah di Loceret. Mestinya bisa sekolah dengan naik sepeda harus naik bis ke loceret, tentu ini akan nambah biaya. “ Pungkasnya. (red)