Sopir Mengeluh, Tambang Menaikkan Harga Material Padas Signifikan Capai 50%

Nganjuk, KabarNganjuk.com, Gonjang-ganjing konflik antara pengusaha tambang dan sopir truk di wilayah tambang Galian C mencapai puncaknya pada Kamis (30/01/2025). Aksi demonstrasi besar-besaran digelar oleh para sopir truk sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dinilai merugikan. Mereka menuntut keadilan setelah dilarang membeli material langsung dari tambang.
Ternyata tidak hanya berhenti disitu, para sopir juga harus menghadapi keadaan pahit dengan melonjaknya harga material yang semula Rp200.000 menjadi Rp300.000 per rit/truk.

Bacaan Lainnya

Toyo, salah seorang sopir truk, mengungkapkan kekecewaannya. “Kalau harga segitu, kami tidak dapat ongkos dan tidak cukup untuk beli solar, bahkan konsumen juga gak ngangkat harga sebesar itu, intinya konsumen gak mampu membeli material dengan harga yang ditetapkan tambang saat ini” ujarnya.

Senada dengan Toyo, Andik, Nanang dan Kakek juga mengungkapkan hal yang sama. Dengan harga baru saat ini (Rp. 300.000) membuat dirinya kesulitan mencari konsumen.  Bahkan Nanang mengaku bahwa dirinya dapat pesanan material urug dari tetangganya dengan harga Rp. 450.000/satu rit,namun hari ini dirinya dikejutkan harga material yang naik menjadi Rp. 300.000. Sehingga sisa 150.000 hanya bisa dia gunakan untuk setoran truk dari armada Rp.100.000 dan sisanya belum mencukupi untuk membeli solar, itupun dia tidak mendapatkan upahnya sebagai sopir.

Para sopir truk berharap ada solusi segera dari pihak terkait, baik perusahaan tambang maupun pemerintah daerah. Mereka mendesak adanya mediasi antara kedua belah pihak untuk mencari jalan tengah yang adil.

Sementara itu, Agung Wiyono, Salah satu anggota Asosiasi Tambang menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa asosiasi menetapkan kenaikan harga sebesar 50% dan dirinya juga mengaku tidak ada undangan rapat yang membahas tentang hal itu.

Secara terpisah, via telp ketua komisi III DPRD Kab. Nganjuk Drs.H. Gondo Hariyono, M.Si, Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut diatas, menyampaikan bahwa, dirinya akan berkoordinasi dengan anggota komisi III lainnya apabila perlu akan melakukan sidak agar mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Konflik ini tidak hanya berdampak pada para sopir truk, tetapi juga pada investasi dan perekonomian lokal, karena dengan tingginya harga padas di kabupaten nganjuk tentunya berdampak pada pertimbangan para investor.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *