Kompleknya persoalan petani tebu, mengundang keprihatinan Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, terbukti saat kunjungannya ke Kabupaten Nganjuk Jawa timur pada Jumat (12/01/2024)
Kehadiran Ganjar ke Kabupaten Nganjuk selain menyapa relawan juga karena agenda konsolidasi tim pemenangan Ganjar, struktural partai, dan sayap – sayap partai di Kabupaten Nganjuk.
Pada kesempatan temu relawan di lapangan desa klinter kecamatan Kertosono Nganjuk, Jawa timur, Ganjar menyapa relawan dan petani tebu dari dekat.
Bahkan Taryono petani tebu dari desa ketandan Lengkong itu langsung menggandeng Ganjar Pranowo, tanpa menghiraukan masyarakat yang ngantri ingin bersalaman dengan Ganjar. Sesampai dilahan, Taryono memberi penjelasan terkait varitas bibit tebu yang sekarang ini, hanya mampu tiga kali tanam, sedangkan diera 1980 dulu, bibit tebu bisa sampai 10 kali kepras.
Usai tinjau lahan, Ganjar diskusi dengan petani tebu yang menunggunya dari pagi, mereka mengeluhkan rendahnya randemen tebu yang hanya kisaran 6,5 dan rendahnya ongkos tebang yang hanya Rp.8000/ kwintal, bahkan mereka mengeluh tentang minimnya pupuk karena petani tebu rata rata mereka petani yang tidak masuk dalam RDKK, sedangkan penmbahan modal kerja dari pemerintah melalui KUR hanya dibatasi hingga 500.000.000 Juta/orang. Keluh Taryono pada Ganjar.
Menjawab hal itu Ganjar menyampaikan kami punya hipotesis yang menjadi problem dan kami juga konfirmasi ternyata betul, ujar Ganjar.
Menjawab pertanyaan awak media, terkait impor gula Ganjar mengkritisi pemerintah agar membeli gula petani terlebih dahulu sebelum membuka kran impor.
(tim)