Prosesi Siraman Sedudo yang Tetap Dilaksanakan Meski Diguyur Hujan Deras

KabarNganjuk.com- Nganjuk memiliki acara rutin tiap tahunnya di bulan Suro (Muharram). Salah satunya ialah Prosesi Siraman Sedudo.

Dipimpin langsung oleh Plt Bupati Nganjuk, Siraman Sedudo dilaksanakan pada Sabtu (13/8/2022) tepat pada tanggal 15 Suro. Sebelum acara siraman, dilaksanakan acara ruwat bumi atau tulak tumbal sengkolo atau lebih dikenal dengan tolak balak.

 

Ritual siraman sedudo merupakan bagian dari culture masyarakat Nganjuk yang terus menerus dilakukan sebagai tradisi setiap tahunnya yang mengandung norma tatanan nilai bagi masyarakatnya.

Selain sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap Sang Dudo yang menjadi cikal bakal nama Sedudo

Upacara Siraman ini, dipercaya atau diyakini bahwa air terjun Sedudo adalah air suci yang mengandung banyak kasiat untuk kesehatan dan keberuntungan.

Diawali dengan sajian tari sakral dari para penari putri yang masing-masing membawa klenting atau tempat air yang terbuat dari tanah liat)

Dilanjut dengan prosesi siraman di bawah air terjun Sedudo bersama Bapak Bupati, taruna Jejaka dan sesepuh desa Ngliman.

Plt. Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengatakan dengan Siraman ini berharap segala hal yang kotor pada Nganjuk dilunturkan dan dihilangkan, agar Nganjuk tetap menjadi Kabupaten yang bersih dari segala keburukan.

“Kita melakukan prosesi Siraman Sedudo ini dalam rangka memohon kepada Allah SWT agar segala hajat baik dikabulkan yang kotor disingkirkan” katanya.

Ia juga berharap, dengan prosesi siraman ini bisa melunturkan segala kemungkaran yang terjadi di Nganjuk.

“Semoga semua masyarakat Nganjuk, khususnya yang ada dilingkup pejabat daerah tetap bisa menjadi manusia amanah” tuturnya.

Ia juga mengatakan bahwa adanya Siraman Sedudo ini menjadi introspeksi untuk kita semua. Kemudian ia mencontohkan mereka yang termasuk dirinya semisal yang menjabat di daerah ada kebijakan atau keputusan yang kurang memuaskan masyarakat Kabupaten Nganjuk.

Mewakili semua yang menjabat di Pemerintahan Kabupaten Nganjuk, Kang Marhaen meminta maaf apabila ada kebijakan atau keputusan yang keliru atau kurang bisa memuaskan masyarakat.

“Kami yang di Kepala Daerah mungkin memiliki kebijakan atau keputusan yang atau kurang pranane di masyarakat minta maaf selaku pemimpin” pungkasnya.

Meski diguyur hujan lebat, prosesi Siraman Sedudo tetap dilaksanakan. Kang Marhaen menjelaskan bahwa hujan adalah keberkahan, semoga acara ini juga mendapatkan keberkahan.

Jadi, para penari, termasuk Plt Bupati dan semua jajarannya yang ikut dalam prosesi ini selain merasakan siraman air terjun Sedudo juga merasakan siraman air hujan.

(Dyh/AYala)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *