Mbah Loso, seorang duda berusia 85 tahun, tinggal di Desa Teken Glagahan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dia menjalani hidup sebatang kara setelah sang istri meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Sebenarnya, ia memiliki enam orang anak, namun karena mereka tinggal di kota lain, ia harus menjalani hidup sendirian di rumahnya. Untungnya, salah satu anaknya tinggal tidak jauh dari rumahnya sehingga ada yang bisa merawatnya.
Dalam kondisi kekurangan, Mbah Loso terpaksa menempati rumah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak genteng yang sudah jatuh karena kayu usuk dan rengnya sudah lapuk terkikis usia.
Keterbatasan ekonomi membuatnya tidak mampu merenovasi rumah yang memang kondisinya memprihatinkan. Setiap hujan, rumahnya bocor dan ia harus mencari tempat yang tidak bocor untuk tidur, dengan perasaan was-was menghadapi kemungkinan terjadinya musibah. Yang lebih mengenaskan, salah satu kamar rumahnya dijadikan kandang kambing, sehingga setiap hari ia harus hidup bersama kambing.
Karena sudah tua, ia tidak lagi mampu bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sehingga bergantung pada anaknya yang bekerja sebagai tukang becak.
Mbah Loso berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk merenovasi rumahnya yang sudah rusak parah, sehingga ia tidak lagi khawatir rumahnya akan ambruk.
Lebih lanjut “harapan saya, rumah saya dibenahin, semoga ada donatur ataupun pemerintah turun tangan untuk menmbenahi rumah saya,” pungkasnya
Di belakang rumahnya, kamar mandinya sangat sederhana, bahkan ditutupi spanduk agar tidak terlihat saat mandi.
Sementara itu, Dodik Wicaksono, Kepala Desa Teken Glagahan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah tiga kali mengajukan permohonan bedah rumah ke dinas terkait, namun hingga saat ini belum ada realisasi.
Saat ini mereka sedang berusaha mendapatkan bantuan dari program lain, dan diharapkan tahun ini bisa mendapatkan bantuan bedah rumah.