Tidak Sesuai Material Program P3-TGAI Hippa Diragukan

Nganjuk, KabarNganjuk.Com – program P3-TGAI Hippa dari Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Balai Besar Wilayah Sungai Brantas yang ada di Desa Ngudikan Kecamatan Wilangan diragukan akan kualitasnya. 23/05/23

LSM GMBI Distrik Nganjuk KSM Bagor melakukan kontrol sosial di lokasi pembangunan menilai kurangnya spesifikasi material tidak sesuai dengan RAB. Ditemukan seperti batu yang digunakan batu plonto atau batu sungai, seharusnya menggunakan batu gebal  pecah, Pasir yang digunakan tidak sesuai standar, dan kurangnya semen dalam pengadukan luluh (murtar) sehingga luluh mudah hancur.

Dalam pengerjaan masih menggunakan pihak ke-3 atau rekanan yang seharusnya padat karya yang dikerjakan oleh pokmas itu sendiri, disitu juga ditemukan tidak ada papan nama kegiatan, Untuk pekerja menggunakan pekerja luar desa bahkan dari luar kecamatan.

Menurut keterangan Imam Nawawi, selaku kepala Desa Ngudikan menjelaskan “iya mas karena di desa Ngudikan sendiri mayoritas masyarakat lagi musim panen dan sibuk dengan pekerjaan sawah, lagian biasanya borongan disuruh kerja harian tidak mungkin mau karena upah yang tidak sama, misal borong disawah Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sedangkan di bangunan cuma Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu) per hari “. Tegasnya Saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp oleh awak media.

Sedangkan ketua pokmas Hippa belum bisa ditemui untuk diklarifikasi lebih detailnya.

Sedangkan menurut keterangan Rudy selaku ketua KSM Bagor menjelaskan “iya memang kemarin saya melakukan kontrol sosial disana dan saya melihat bahwa Pengerjaannya memang jauh dari standar kualitas karena apa, batu plonto (batu sungai), pasir seperti walet, aduan luluh (mortar) seperti tanpa semen bahkan yang sudah kering dipegang saja hancur seperti debu. Itu belum kedalamannya pondasi dan lain lainnya “. Ujarnya

Yang menjadi pertanyaan saya mas apakah pihak dari pendamping program itu tidak melihat atau mengawasi di lokasi pengerjaan pembangunan atau memang dibiarkan saja atau bahkan diduga ada indikasi kerja sama yang terlibat dalam program kegiatan tersebut. ” Imbuhnya.

 

Reporter : Rudi Budi

Editor : Ratna Khusuma Dewi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *