Warga Desa Pacekulon Nganjuk Protes Tower BTS yang Sudah Berdiri 20 Tahun

Nganjuk, KabarNganjuk.com – Puluhan warga Desa Pacekulon, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kembali menggelar aksi protes terhadap keberadaan menara Base Transceiver Station (BTS) milik salah satu operator seluler yang berdiri di lingkungan mereka sejak tahun 2004.

Aksi ini merupakan yang kelima kalinya dilakukan oleh warga, mayoritas dari mereka merupakan ibu-ibu rumah tangga. Mereka membawa poster dan menyuarakan tuntutan agar tower setinggi sekitar 90 meter itu segera dibongkar karena dianggap membahayakan keselamatan warga sekitar.

Bacaan Lainnya

Purnomo, salah satu tokoh masyarakat Desa Pacekulon, menyampaikan bahwa kekhawatiran warga semakin meningkat karena selama 20 tahun berdiri, masyarakat tidak pernah mendapatkan informasi mengenai kondisi fisik dan keamanan struktur menara tersebut.

Ia juga mengungkapkan bahwa fisik pondasi tower mulai menunjukkan keretakan, dan setiap kali terjadi angin kencang, tower tersebut menimbulkan suara gemuruh yang menakutkan warga.

Purnomo menambahkan, hingga saat ini belum ada respons dari pihak pengusaha menara. Oleh karena itu, ia berencana untuk menyampaikan aspirasi warga langsung kepada Bupati Nganjuk.

Sementara itu, Nanang Pujo Sukmono, perangkat Desa Pacekulon, mengatakan bahwa pihak pemerintah desa akan mengawal keinginan masyarakat. Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemilik usaha tower dan merencanakan akan menggelar mediasi dalam minggu ini.

“Kami sudah menyampaikan keluhan warga kepada pemilik tower, dan minggu ini rencananya akan diadakan mediasi untuk mencari solusi terbaik,” kata Nanang.

Warga berharap agar keberadaan menara BTS tersebut dievaluasi ulang dan segera ditangani secara serius, demi keselamatan dan ketenangan warga sekitar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *